Upaya Preventif Agar Tetap Produktif

Surabaya (28/1) – Sebagai rangkaian Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional tahun 2016, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III mengadakan Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, Kamis (28/1). Kegiatan ini diadakan setiap tahun dalam rangka mewujudkan “Kemandirian Masyarakat Indonesia berbudaya K3 tahun 2020.”
Sosialisasi SMK3 tahun 2016 yang mengusung tema “Tingkatkan Budaya K3 Untuk Mendorong Produktivitas dan Daya Saing di Pasar Internasional” dihadiri oleh 81 orang yang berasal dari karyawan Pelabuhan Tanjung Perak, anak usaha Pelindo III, serta mitra usaha.
Dalam sambutannya, Bambang Hasbullah selaku Deputi General Manager Bidang Operasi Pelabuhan Tanjung Perak mengungkapkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja harus menjadi budaya dalam perilaku sehari-hari di mana pun berada. Di lingkungan kerja misalnya, para pekerja harus mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) dan menghimbau kepada pengunjung pelabuhan untuk memakai kartu pengenal. “Pelindo III telah mewajibkan penggunaan APD kepada para pekerja dan penggunaan tanda visitor bagi para pengunjung yang beraktivitas di seluruh area Terminal Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Bambang.
Acara berlanjut dengan penyampaian paparan tentang sosialisasi K3 dengan tema “Kewajiban Pelanggan dalam mendukung Penerapan K3” yang disampaikan oleh Wahyani Syukri Setyawan dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur, dan Anda Iviana Juniani dari Institut Sepuluh November Surabaya.
Wahyani menyoroti regulasi yang mengatur tentang penerapan K3 yang sesungguhnya telah ada sejak masa pemerintahan Belanda, yakni tahun 1930 di sebuah pabrik gula di Indonesia. Selanjutnya, regulasi ini berkembang hingga mencapai format terbaru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3. “Penerapan SMK3 ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan melibatkan unsur manajemen dan pekerja atau buruh,” lanjutnya.
Sementara itu, Anda Iviani memberikan pendekatan berbeda dalam paparannya dengan menunjukkan akibat adanya kelalaian terhadap penerapan K3 di lingkungan kerja. Menurutnya, Indonesia harus segera cepat berbenah dan menyadari arti penting K3 agar mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “K3 perlu diimplementasikan dan dikembangkan oleh semua pihak secara berkesinambungan agar dapat bersaing dalam lingkup regional seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),” tutur Anda di akhir presentasinya.
Pemaparan kedua narasumber ini rupanya mampu membuat peserta sosialisasi antusias, terlihat dari banyaknya pertanyaan pada sesi tanya jawab. Salah satunya muncul dari Kholik, perwakilan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM). Ia bertanya, “bagaimana mungkin mencapai produktivitas tinggi jika dalam situasi truck losing, para pekerja tidak diperbolehkan berada di atas truk untuk menata barang?” Menyikapi hal ini, Wahyani mengungkapkan bahwa Pelindo III sebagai pengelola terminal berkewajiban memberi edukasi secara intens tentang pentingnya K3 dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat. “Harus ada fungsi kontrol dari Pelindo III selaku pengelola terminal,” jelas Wahyani. Anda Iviani pun menambahkan, besaran kerugian perusahaan karena kelalaian mematuhi K3 justru lebih besar dibanding kerugian dari tidak terpenuhinya target produksi. “Jika terjadi kecelakaan kerja, biaya lebih besar dikeluarkan perusahaan untuk perawatan tenaga kerja, perekrutan tenaga kerja baru, biaya pelatihan, dan elemen biaya lainnya,” ujar Anda.
Usai sesi tanya jawab, acara beranjak ke penyerahan secara simbolis buku saku K3 dan APD kepada para stakeholder yaitu DPC INSA Surabaya, DPW APBMI Jatim, DPC Organda Tanjung Perak, DPC Pelra Tanjung Perak, serta Koperasi TKBM Tanjung Perak. Secara umum, para mitra kerja berkomitmen untuk menerapkan K3 di lingkungan kerjanya, yang ditunjukkan membubuhkan tandatangan di papan komitmen penerapan SMK3. (Manyar)