[Program Siswa Mengenal Nusantara] Siswa Bali: Ternyata di Kalimantan Ada Hindhu Kaharingan

Direktur SDM dan Umum Pelindo III Toto Heliyanto menjelaskan Program SMN mengusung tema ‘Indonesia Negeri Kebanggaanku’ merupakan cara kontribusi BUMN untuk membangun kapasitas nasional yang tidak hanya dari sisi bisnis dan perekonomian, tetapi juga pada generasi penerus bangsa. "Silakan para siswa ceritakan perjalanannya, (pengalaman) apa yang didapat? Jika ada saran ayo disampaikan mumpung di sini ada Bapak Wakil Bupati sebagai wakil pemerintah," kata Toto Heliyanto mendorong siswa untuk berdiskusi pada acara Gala Dinner Penutupan SMN 2016 yang dihadiri Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Taufiq Mukri, dan perwakilan BUMN di Sampit, Sabtu (6/8) malam.
Salah satu siswa, Anak Agung Ngurah Mayun Dharma Wijaya dari SMA Dwijendra Denpasar, berpendapat bahwa Kalimantan Tengah juga bisa kelak menjadi destinasi wisata favorit seperti Bali. "Untuk mewujudkannya dimulai dari penduduknya dahulu sebagai pelaku utama industri pariwisata. Misalnya dari sisi pelestarian lingkungan, kawasan wisata Gunung Tangkiling bisa lebih indah jika kebersihannya dijaga," ungkapnya yang baru dari sana.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh rekannya, Pande Putu Winy Desy Ariyani, siswi SMAN 4 Singaraja. "Pemerintah perlu lebih tegas dalam pelestarian alam, termasuk penegakkan undang-undang dan peraturan terkait perlindungan satwa orangutan. Karena alam yang lestari menjadi daya tarik wisata yang penting," katanya yang sempat melihat langsung rehabilitasi kera besar endemik Nusantara itu di Arboretum Nyaru Menteng.
Pendapat menarik terkait pelestarian lingkungan juga datang dari siswa lainnya, yaitu I Kadek Satya Adi Merta asal SMKN 3 Singaraja. "Selain berwisata, kami (dalam Program SMN) juga diajak mengunjungi sentra produksi Usaha Kecil Menengah, yakni perajin cobek (ulekan) berbahan dasar kayu ulin sisa pakai. Menarik sekali Pelindo III membina perajin yang kreatif memanfaatkan limbah, saya usul serbuk kayu sisa produksinya juga bisa diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa briket, agar mengurangi sampah dan dapat bermanfaat ekonomi," ujarnya yang bercita-cita menjadi pengusaha. Ia juga sangat bersemangat ketika mengikuti port visit ke Pelabuhan Bagendang yang dikelola oleh Pelindo III dan menjadi simpul penting perdagangan di Kalteng.
Taufiq Mukri mengapresiasi saran dan pendapat para siswa-siswi Bali tersebut. "Kotawaringin Timur merasa terhormat bisa menerima kunjungan Siswa Mengenal Nusantara, selain juga ke Kabupaten Katingan dan Kota Palangkaraya. Terima kasih atas pendapatnya, pemerintah berharap suatu saat adik-adik bisa kembali untuk bekerjasama membangun Kalimantan dalam berbagai bidang, terutama pariwisata," katanya.
Keterikatan antara siswa-siswi Bali dengan Borneo semakin erat, saat mereka diajak mengunjungi Desa Wisata Parit di Kotawaringin Timur yang kental dengan budaya Suku Dayak Temuan yang menganut Hindhu Kaharingan. "Ternyata di Indonesia tidak hanya ada Hindhu Dharma seperti di Bali, tetapi di Kalimantan juga ada Hindhu Kaharingan. Yang membedakan hanya cara penyampaiannya saja, tetapi tujuannya sama, Ranying Hatalla bagi mereka dan Sang Hyang Widhi Wasa bagi kami. Ritual Tiwah yang biasa digelar di Desa Parit pun mirip dengan Upacara Ngaben," ucap Ni Luh Kompyang Putri Adnyani dari SMAN Kuta Utara, dengan penuh toleransi.
Program Siswa Mengenal Nusantara tampaknya begitu membekas, I Gusti Ayu Putri Mahardani, siswi SMAN 1 Negara, dalam surat testimoninya mengungkapkan tekadnya dari pengalaman mengenal Kalimantan. "Terima kasih karena pengalaman ini akan kupakai untuk membangun bangsa, khususnya di bidang keagamaan dan pendidikan. Karena bangsa yang cerdas dan beriman menjadi kuat dengan segala tradisi yang dimilikinya. Karena dengan pendidikan akan tumbuh toleransi hingga tercipta negara yang utuh. Terima kasih banyak BUMN," tulisnya. (Lamong)